Selasa, 26 Desember 2017

MANAJEMEN PERPUSTAKAAN DI SD MUHAMMADIYAH SEMOYA



Foto bersama Kepala Sekolah SD Muhammadiyah Semoya



Alhamdulilllah!!
Begitulah hal yang pertama kami ucapkan setelah melakukan berbagai kegiatan Manajemen Perpustakaan di SD Muhammadiyah Semoya.
Selama tiga bulan lamanya, seminggu dua kali melintas di jalan kecil di sawah hijau yang anginnya kadang kenceng bgt sampe mau kabur dan siap menyemplungkan kami kapan saja,  dan setelahnya lewat di antara kandang2 sapi d kanan kiri yang sapinya gede-gede bgt serasa perlu bilang permisi, demi melaksanakan tugas suci dan mulia, mencerdaskan anak-anak bangsa harapan negara
Dengan mengemban semangat militansi mahasiswa perpustakaan, kami lakukan perubahan dan pembaharuan perpustakaan SD Muhammadiyah Semoya.
Sebenarnya apa saja sih kegiatan yang telah kami lakukan ??
Kegiatan yang pertama tentunya kami melakukan tinjauan langsung sekaligus meminta perizinan kepada kepala sekolah Ibu Arumiyati M.Pd, disini juga kami ucapkan terima kasih kepada keluarga besar SD Muhammadiyah mulai dari Pak Bari selaku pustakawan, Staf, guru-guru dan Ibu kepala sekolah yang telah menerima kami dengan baik.
Setelah itu gerak cepat kami lakukan dengan membuat renstra dan action plan, hasilnya lahirlah nama Perpustakaan Muhaya beserta visi dan misinya, pembentukan struktur organisasi dan program-program perpustakaan lainnya yang bertujuan memikat siswa-siswi SD Muhammadiyah Semoya.
Demi mewujudkan perubahan dan pembaharuan perpustakaan tersebut, berbagai hal kami lakukan seperti mengecat dan melukis dinding perpustakaan, pengolahan bahan pustaka, penataan desain ruangan dan tata letak rak buku, pembuatan meja lesehan, pemasangan x-banner.

Foto bersama siswi kelas IV SD Muhammadiyah Semoya saat mendengarkan keluh kesah mengenai perpustakaan


Melalui program pelatihan kriya tangan, mendongeng dan pojok curhat juga telah berhasil memikat siswa dan siswa SD Muhammadiyah Semoya untuk menghidupkan perpustakaan
Selanjutnya juga kami ucapkan terima kepada Ayahnya Frizki, pamannya Tika, Sosial Agency Baru , Perpustakaan Kota Yogyakata, RSU Muhammadiyah Bantul yang telah memberikan bantuan dana dan buku sehingga memperlancar kegiatan kami selama di Semoya.
Dan yang terkahir juga kami ucapkan kepada Bu Labibah selaku dosen pembimbing mata kuliah Manajemen Perpustakaan yang selalu  memberi masukan dan arahan sehingga terus membuat kita menjadi lebih baik..

Manajemen Perpustakaan
Tika Mei Rahmawatiyah                   (15130002)
Rosdiana Ali                                      (15130004)
Ahmad Sofyan A                              (15130006)
Linda Nur Cahya                               (15130014)
Vina Roihatul Janah                          (15130018)
Siti Solikhah                                      (15130022)
Gayatri Novalinda                             (15130030)
Frizki Firdian                                     (15130032)



Dan Mas Gigih, pemuda desa Semoya yang juga membantu kegiatan-kegiatan.

Foto rak sebelum dan sesudah kegiatatan MP




Kak Siti dan Kak Tika sedang mendongeng



Kak Sofyan sedang mengecat meja lesehan



Foto ruangan sebelum dan sesudah kegiatatan MP




Foto rak sebelum dan sesudah kegiatatan MP




display buku sebelum dan sesudah kegiatatan MP


Penerimaan buku bantuan dari perpustakaan Kota Yogyakarta



ilmuperpustakaan uinsunankalijaga, manajemenperpustakaan

perpustakaan, sekolahdasar, muhammadiyahsemoya, berbah, sleman

Sabtu, 02 Desember 2017

Sukseskan Asian Games ke-18 dengan Merawat Kebhinekaan dalam Semangat Menjaga Perdamaian


Bangga!! Ya, itulah kata pertama yang ada dipikiran penulis ketika nanti di tahun 2018 Indonesia menjadi tuan rumah perhelatan ajang olahraga paling bergengsi sebenua Asia untuk yang kedua kalinya setelah berhasil menyelenggrakan di tahun 1962. Sebagai tuan rumah yang baik Indonesia telah telah banyak berbenah dan menyiapkan fasilitas-fasilitas pendukung kelancaran Asian Games seperti renovasi Stadion Utama Gelora Bung Karno, pembangungan Light Rail Transit sejauh 24,5 km yang menghubungkan Jakabaring Sport City dengan Bandara Sultan Mahmud Baharuddin II dan masih banyak lagi tempat-tempat yang disiapkan.
Sukses atau tidaknya hajat besar warga Asia ini juga bergantung pada kita selaku rakyat Indonesia, bangsa Indonesia yang sudah dikenal dengan kearifan lokal masyarakatnya yang sopan santun, toleransi, memiliki kepedulian tinggi dan saling menghargai perbedaan agama, suku, ras harus senantiasa dijunjung tinggi melalui asas Bhineka Tunggal Ika sehingga pada harapannya melalui kearifan lokal tersebut Indonesia benar-benar menjadi rumah yang baik dan penuh kedamaian bagi tamu-tamu yang datang untuk bertanding maupun hanya berkunjung untuk berwisata.
Perkembangan Tekonologi dan Informasi menghadirkan ruang baru dalam merawat kebhinekaan dan perdamaian di Indonesia. Informasi yang tumpah ruah tidak hanya menimbulkan dampak positif akan tetapi juga menimbulkan dampak negatife. Belum lama ini di jagat dunia maya atau media sosial banyak berisi konten ujaran kebencian (hate speech) dan beritas palsu (hoax) yang justru sangat menggangu masyarakat, mengancam perdamaian dan kebhinekaan. Mungkin menurut beberapa orang fenomena semacam ini menjadi hal yang biasa, tapi bagaimanakah bagaimanakah apabila ujaran kebencian hate speech maupun hoax terus dibiarkan ? Tentunya hal tersebut mengganggu masyarakat, memicu perpecahan dan keamanan negara yang dapat menimbulkan kemungkinan buruk yaitu tidak suksesnya Asian Games ke-18.
Apabila kita menengok kembali sejarah Asian Games, pada tahun 1978 negara Pakistan gagal menjadi tuan rumah pengganti Singapura karena masalah konflik dengan negara Bangladesh dan India, kemudian negara-negara peserta menolak diselenggarakan di negara tersebut sampai pada akhirnya Thailand menjadi tuan rumah kembali. Dari hal tersebut kita dapat belajar bahwasannya selain selain fasilitas pendukung dan pendanaan untuk mensukseskan penyelenggaraan Asian Games  juga perlu dukungan dari rakyatnya dengan menjaga kedamaian.
Penulis yang saat ini sedang menjalani kuliah di Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi serta menjadi pengamat literasi media di Yogyakarta mengajak rekan-rekan seperjuangan dan masyarakat Yogyakarta khususnya untuk merawat kebhinekaan tersebut melalui jalan damai di media sosial.
sumber gambar : http://www.nu.or.id 

Langkah-langkah sederhana tapi nyata dalam merawat kebhinekaan dalam media sosial yaitu:
Pertama, mengamati penggunaan judul berita yang provokatif. Judul yang provokatif dapat membawa pembaca ke dalam suasana yang diinginkan oleh provokator menuju terjadinya adu domba, saling menyalahkan, perpeacahan golongan dan bahkan untuk kepentingan politik.
Kedua, mengklarifikasi berita yang telah diterima. Banyaknya informasi yang kita terima saat ini melalui media sosial belum tentu benar apalagi jika tidak diketahui sumber dan pembuat berita tersebut, maka sikap bertabayun atau mencari kejelasan tentang sesuatu hingga jelas benar keadaanya perlu dilakukan dan jangan mudah dalam men­-sharing berita yang tidak jelas.
Ketiga, memahami etika dalam bermedia sosial. Sudah menjadi keharusan bagi setiap netizen atau pengguna internet dapat menerapkan sikap bijaksana, sopan santun dalam bermedia sosial. Contohnya dengan membuat status dan memposting gambar yang tidak mengganggu kenyamanan orang lain, serta memberikan komentar yang sesuai tata karma.  Netizen juga harus memahami Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
Kemudian ketiga langkah merawat kebhinekaan dalam bermedia sosial tersebut penulis singkat dengan jurus amati, klarifikasi dan pahami. Semoga dengan usaha-usaha tersebut dapat terus menjaga perdamaian sekaligus mensukseskan Asian Games di Jakarta dan Palembang. Bagi penulis Indonesia bukan hanya sekedar mengejar kemenangan saja, akan tetapi semangat-semangat dalam menjaga perdamain dalam kebhinekaan itulah yang menjadi pintu terselenggaranya moment Asian Games ke-18 dengan Sukses. Dari Yogyakarta yang berhati nyaman untuk Indonesia jaya.
Sukseskan Asian Games ke-18! INDONESIA BISA!!
Oleh :
Ahmad Sofyan A

Ilmu Perpustakaan - UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Selasa, 05 April 2016

Ruang ruang dalam perpustakaan

A.    Ruang Pemanfaatan Koleksi
Ruang pemanfaatan koleksi baik berupa ruang baca maupun ruang audiovisual sengaja ditempatkan berdekatan dengan ruang koleksi sehingga koleksi dapat dimanfaatkan oleh pengunjung dengan lebih mudah dan lebih maksimal.
B.     Ruang Koleksi
Ruang koleksi meliputi ruang refrensi, koleksi umum tercetak baik untuk umum, remaja, dan anak-anak, koleksi majalah dan surat kabar dan koleksi audiovisual. Ruang koleksi umum remaja dan anak-anak sengaja dipisahkan karena selain kandungan bahan bacaan yang berbeda juga karna antara anak-anak, umum, dan remaja membutuhkan suasana ruang membaca yang berbeda-beda.
C.     Ruang Kerja Petugas
Ruang kerja petugas meliputi ruang pelayanan, tata usaha, pengembangan, pengolahan serta ruang kepala perpustakaan. Ruang pelayanan ditempatkan berhadapan dengan pintu masuk aga setiap pengunjung teu ke mana mereka harus meminta tolong ketika membutuhkan bantuan. Kemudian ruang kerja petugas ditempatkan berdampingan agar mereka lebih mudah berkoordinasi untuk melakukan tugas-tugas mereka.
D.    Ruang Pertemuan
Ruang pertemuan dibuat besar dan luas sehingga dapatn menampung orang banyak. Ruang pertemuan juga ditempatkan di pojok atas agar tidak mengganggu kegiatan pelayanan perpustakaan sehari-hari.
E.     Ruang Pamer
Ruang pamer ditempatkan tepat di depan pintu maasuk agar semua pengunjung dapat mengetahui apa yang sedang di pamerkan.
F.      Lobi
Lobi yang biasa digunakan sebagai tempat tungggu ditempatkan di dekat pintu masuk utama. Karna setiap orang yang ditunggu baik yang sudah di dalam maupun yang akan masuk ke dalam pasti akan melewati pintu masuk utama. Dengan demikian letak lobi tersebut sangatlah strategis untuk tempat perpertemuan.

G.    Gudang
Gudang diletakan agak kepojok dan bersebelahan dengan ruang petugas, karna yang mengakses gudang hanyalah para petugas saja sehingga tidak perlu diletakan di tempat yang dapat terlihat jelas oleh pengunjung.
H.    WC

WC diletakan di tempat strategis karna berdekatan dengan tangga, ruang refrensi dan ruang baca anak, sehingga mudah di akses oleh para pengunjung. Dan pintu wc di buat aga menjorok kedalam sedikit seperti WC pada umumnya.

Rabu, 23 Maret 2016

identitas nasional bangsa Indonesia

A.    Pengertian Identitas Nasional Bangsa Indonesia
Kata identitas berasal dari bahasa inggris, yaitu identity yang memiliki pengertian harfiah ciri-ciri, tanda-tanda atau jati diri yang melekat pada seoseorang atau suatu yang membedakannya dengan yang lain. Dalam term antropologi, identitas adalah sifat khas yang menerangkan dan sesuai dengan kesadaran diri pribadi sendiri, golongan sendiri, kelompok sendiri, komunitas sendiri, atau negara sendiri. Mengacu pengertian ini identitas tidak terbatas pada individu semata tetapi berlaku pula pada kelompok. Sedangkan nasional merupakan identitas yang melekat pada kelompok-kelompok yang lebih besar yang diikat oleh kesamaan-kesamaan baik fisik seperti budaya, agama, dan bahasa maupun non fisik seperti keinginan,cita-cita, dan tujuan. Himpunan kelompok-kelompok inilah yang disebut dengan dengan identitas bangsa atau identitas nasional.
Bila dilihat dalam konteks Indonesia, maka identitas nasional itu merupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam berbagai aspek kehidupan dari ratusan buku yang “dihimpun” dalam satu kesatuan Indonesia menjadi kebudayaan nasional dengan acuan Pancasila dan roh “Bhineka Tunggal Ika” sebagai dasar dan arah pengembangannya. Dengan kata lain, hakikat identitas nasional kita sebagai bangsa di dalam hidup dan kehidupan berbangsa dan bernegara adalah Pancasila yang aktualisasinya tercemin dalam penataan kehidupan kita dalam arti luas. Konsekuensi dan implikasinya, bahwa identitas nasional adalah sesuatu yang terbukauntuk ditafsir dengan diberi makna baru tetap relevan dan fungsional dalam kondisi aktual yang berkembang di masyarakat.[1]

Beberapa bentuk identitas nasional Indonesia, adalah sebagai berikut:[2]
1.        Bahasa nasional atau bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia.
Bahasa indonesia berawal dari rumpun bahas Melayu yang dipergunakan sebagai bahasa pergaulan yang kemudian diangkat sebagai bahasa persatuan pada tanggal 28 Oktober 1928.
2.        Bendera negara yaitu Sang Merah Putih.
Warna merah berarti berani dan putih berarti suci. Lambang merah putih sudah dikenal pada masa kerajaan di indonesia yang kemudian diangkat sbagai bendera negara. Bendera merah putih dikibarkan pertama kali pada tanggal 17 Agustus 1945.
3.        Lagu Kebangsaan yaitu Indonesia Raya.
Indonesia Raya sebagai lagu kebanggaan yang pada tanggal 28 Oktober 1928 dinyanyikan untuk pertama kalinya sebagai lagu kebangsaan negara.
4.        Lambang negara yaitu Garuda Pancasila.
Garuda adalah burung khas Indonesia yang dijadikan lambang negara.
5.        Semboyan negara yaitu Bhineka Tunggal Ika.
Bhineka Tunggal Ika artinya berbeda-beda tetapi tetap satu jua.
6.        Dasar falsafah yaitu Pancasila.
Berisi lima nilai dasar yang di jadikan sebagai dasar filsafat dan ideologi dari negara Indonesia.
7.        Konstitusi ( Hukum Dasar ) negara yaitu UUD 1945
8.        Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat.
Bentuk negara adalah kesatuan, sedangkan bentuk pemerintahan adalah republik. Sistem politik yang digunakan adalah sistem demokrasi ( kedaulatan rakyat ) saat ini identitas NKRI yang berkedaulatan rakyat di sepekati untuk tidak ada perubahan/amandemen.
9.        Konsepsi Wawasan Nusantara.
Sebagai cara pandang bangsa Indonesia mengenal diri dan lingkungannya yang serba beragam dan memiliki nilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa, serta kesatuan wilayah dalam penyelenggaran kehidupan ber masyarakat, berbangsa, dan bernegara demi tercapainya tujuan nasional.

10.         Kebudayaan daerah yang telah di terima sebagai kebudayaan nasional.
Berbagai macam kebudayan dari kelompok kelompok bahasa di Indonesia, memiliki cita rasa tinggi, dapat dinikmati dan diterima oleh masyarakat merupakan kebudayaan negara republik Indonesia. Kebudayaan nasional pada hakikatnya adalah puncak puncak dari kebudayaan daerah.

B.     Parameter Identitas Nasional
Parameter identitas nasional adalah suatu ukuran atau patokan yang dapat digunakan untuk menyatakan sesuatu adalah menjadi ciri khas suatu bangsa. Sesuatu yang diukur adalah unsur suatu identitas seperti kebudayaan yang menyangkut norma, bahasa, adat istiadat dan teknologi, sesuatu yang alami atau ciri yang sudah terbentuk seperti geografis.
Sesuatu yang terjadi dalam suatu masyarakat dan mencari ciri atau identitas nasional biasanya mempunyai indikator sebagai berikut :[3]
1.      Identitas nasional menggambarkan pola perilaku yang terwujud melalui aktivitas masyarakat sehari-harinya. Identitas ini menyangkut adat-istiadat, tata kelakuan, dan kebiasaan. Ramah tamah, hormat kepada orang tua, dan gotong-royong merupakan salah satu identitas nasional yang bersumber dari adat-istiadat dan tata kelakuan.
2.      Lambang-lambang yang merupakan ciri dari bangsa dan secara simbolis menggambarkan tujuan dan fungsi bangsa. Lambang-lambang negara ini biasanya dinyatakan dalam bentuk undang-undang seperti garuda pancasila, bendera, dan lagu kebangsaan.
3.      Alat-alat perlengkapan yang digunakan untuk mencapai tujuan seperti bangunan, teknologi, dan peralatan manusia. Identitas yang berasal dari alat perlengkapan ini seperti bangunan yang merupakan tempat ibadah (borobudur, prambanan, masjid, dan gereja ), peralata manusia (pakaian adat, teknologi bercocok tanam ), dan teknologi (pesawat terbang, kapal laut, dan lain-lain).
4.      Tujuan yang ingin dicapai suatu bangsa. Identitas yang bersumber dari tujuan ini bersifat dinamis dan tidak tetap seperti budaya unggul, prestasi dalam bidang tertentu, seperti di indonesia dikenal dengan bulu tangkis.

C.    Unsur-Unsur Identitas Nasional
Identitas nasional Indonesia merujuk pada suatu bangsa yang majemuk. Kemajemukan itu merupakan gabungan dari unsur-unsur pembentukan identitas, yaitu suku bangsa, agama, kebudayaan, dan bahasa.
1.      Suku Bangsa : adalah golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif (ada sejak lahir), yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Di Indonesia terdapat banyak sekali suku bangsa atau kelompok etnis dengan tidak kurang 200 dialek bahasa.
2.      Agama      : bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang agamis. Agama-agama yang tumbuh dan berkembang di nusantara adalah agama Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Budha dan Kong Hu Cu. Agama Kong Hu Cu pada masa orde baru tidak di akui sebagai agama resmi negara, namun sejak pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid, istilah agama resmi negara dihapuskan.
3.      Kebudayaan        : adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang isinya adalah perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang secara kolektif digunakan oleh pendukung-pendukungnya untuk menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan sebagai rujukan atau pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan dan benda-benda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.
4.      Bahasa      : merupakan unsur pendukung identitas nasional yang lain. Bahasa dipahami sebagai sistem perlambangan yang secara arbiter dibentuk atas unsur-unsur bunyi ucapan manusia dan yang digunakan sebagai sarana berinteraksi anatar manusia.
Dari unsur-unsur identitas nasional tersebut dapat dirumuskan pembagiannya menjadi 3 bagian, sebagai berikut.
1.      Identitas fundamental : yaitu Pancasila yang merupakan falsafah bangsa Indonesia, dasar, dan ideologi negara.
2.      Identitas instrumental : berisi UUD 1945 dan tata perundangannya, bahasa Indonesia, lambang negara, bendera negara, lagu kebangsaan “Indonesia Raya”.
3.      Identitas alamiah   : meliputi Negara Kepulauan (archipelago) dan pluralisme dalam suku, bahasa, budaya, dan agama serta kepercayaan.

PENUTUP

A.    Kesimpulan
Identitas nasional adalah ciri khas atau tanda-tanda yang melekat pada kelompok dengan kesamaan-kesamaan baik fisik seperti budaya, agama, dan bahasa maupun non fisik seperti keinginan, cita-cita, dan tujuan. Unsur-unsur pembentukan identitas yaitu, suku bangsa , agama, kebudayaan, dan bahasa. Sedangkan bentuknya meliputi lagu kebangsaan, bendera merah putih, lambang burung garuda. Dengan begitu banyaknya identitas nasional yang dimiliki bangsa Indonesia, maka sudah menjadi kewajiban dan tanggung jawab kita sebagai warga negara untuk selalu menjaga dan melestarikannya.






















DAFTAR PUSTAKA

Srijayanti, Rahman dan Purwanto. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Mahasiswa. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009.
Syarbaini Syahrial. Pendidikan Pancasila Di Perguruan Tinggi. Bogor: Ghalia Indonesia, 2003.
Winarno. Pendidikan Kewarganeg


[1]Syahrial Syarbaini, Pendidikan Pancasila Di Perguruan Tinggi ( Bogor: Ghalia Indonesia, 2003), hlm. 204.
[2]Winarno, Pendidikan Kewarganegaraan, ( Jakarta: PT Bumi Aksara Jakarta, 2007), hlm. 46.
[3]Srijanti, Rahman dan Purwanto, Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Mahasiswa (Yogyakarta: Graha    Ilmu, 2009), hlm. 38.

Rabu, 16 Maret 2016

SUMBER RUJUKAN (katalog dan bibliografi)

KATALOG DAN BIBLIOGRAFI
Mata kuliah : Sumber Rujukan
Dosen : Drs. Djazim Rohmadi, M.Si


Disusun oleh :
Ahmad Sofyan A                            (15130006)
Rosdiana Ali                                     (15130004)
Tyas Fatma Pratiwi                         (15130005)
Indah Nur Nuhyati                         (15130023)


ILMU PERPUSTAKAAN D3
FAKULTAS ADAB DAN ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
TAHUN 2016

BAB KATALOG
Bentuk-bentuk katalog
A.     Katalog berbentuk Kartu
Kartu katalog kartu memiliki kelebihan (tidak termasuk katalog komputer) antara lain lebih mudah dibuat, bahannya lebih mudah didapat, mudah menyelipkan katalog yang baru atau membuangnya yang lama/tidak terpakai. Kartu-kartu tersebut disusun menurut abjad dan menurut urutan kode pengelompokkan subjek.

B.     Katalog berbentuk Lembaran
Katalog yang dibuat dari lembaran-lembaran kertas tipis biasa, biasanya berukuran satu kertas folio yang dibagi menjadi empat bagian. Lembaran-lembaran tersebut kemudian dibundel menjadi satu. Satu bundel terdiri dari 100-150 lembar katalog.

C.     Katalog berbentuk Buku
Katalog yang ditulis dalam lembaran kertas kuarto atau folio, dalam satu halaman biasanya memuat lima judul buku. Katalog berbentuk buku tidak begitu populer karena tidak begitu praktis.

D.     Katalog berbentuk Mikrofis
Mikroskofis  adalah suatu bahan semacam klise foto, namun mikrofis bukan berisi foto orang atau pemandangan tetapi berisi foto tulisan . tulisan dalam mikrofis sangat kecil sehingga untuk membaca memerlukan alat baca bahan mikro (microfiche reader).
Susunan entri bibliografi pada katalog berbentuk mikrofis disusun menurut abjad pengarang, judul dan subjek. Setiap deretan mikrofis memiliki fungsi masing-masing seperti jajaran katalog perpustakaan. Setiap jajaran diberi warna tertentu untuk membedakan dengan yang lain.
Contoh :
-          Jajaran judul berwarna merah
-          Jajaran pengarang berwarna biru
-          Jajaran subjek berwarna hijau





E.      Katalog berbentuk Elektronik (OPAC/Online Publik Access Catalogue)
Keistimewaan katalog berbentuk elektronik seperti:
1.      Satu kali data dimasukkan ke komputer maka untuk data yang sama akan dihasilkan berbagai keluaran ,yaitu:
a.       Dapat mencetak katalog bentuk kartu (saat ini mulai banyak perpustakaan yang tidak lagi mensetak katalog dalam bentuk kartu)
b.      Dapat mencetak daftar dalam bentuk buku
c.       Dapat mencetak buku induk jika diperlukan
d.      Dapat mencetak daftar buku berdasar ciri tertentu, misal komoditi,topik.
2.      Pelacakan dapat dilakukan dari berbagai titik pendekatan (access point)
3.      Pelacakan dapat dilakukan lebih cepat dibanding dengan cara tradisional
4.      Data yang telah dimasukkan ke komputer dapat diubah sewaktu-waktu
5.      Jumlah data yang disimpan memerlukan sedikit ruang dibanding dengan cara tradisional
6.      Biaya produksi sangat murah
7.      Ongkos penyebaran sangat murah
8.      Data yang ada dapat dipertukarkan
9.      Dapat dihubungkan dengan data sirkulasi sehingga pengguna dapat mengetahui status buku
10.  Penggunaan untuk pencarian informasi akan terasa menyenangkan
Perangkat lunak yang tersedia untuk membuat katalog elektronik:
DBASE sebagai release, FOXPRO, MS ACCES, DCS/ISIS, TINLIB, VTLS, LIBERTAS, CARDBOX, PC-FILE, dll.
Katalog elektronik saat ini dapat diakses pada sestem LAN (Local Area Network) dan dapat diakses pula melalui internet.

Jenis-jenis katalog
A.     Katalog Koleksi Umum dan Khusus

Katalog Koleksi Umum adalah katalog yang memuat semua jenis koleksi yang ada di perpustakaan. Kebanyakan katalog sepertin ini berisi daftar koleksi buku.
Katalog Koleksi Khusus adalah katalog yang mendaftar dokumen dalam bentuk khusus (misalnya khusus laporan penelitian, khusus majalah)
Contoh katalog koleksi khusus
KATALOG DISERTASI : KOLEKSI PERPUSTAKAAN NASIONAL
PERIODE TAHUN 1945-1985. P. Supangat dan Ny. Wartini Santoso (ed.). Jakarta: Perpustakaan Nasional,1985. 

B.     Daftar Tambahan Buku dan Majalah

Daftar tambahan buku dan majalah adalah suatu terbitan yang dikeluarkan oleh perpustakaan untuk memberitahu kepada pemustaka dan perpustakaan lain berisi daftar buku dan majalah yang baru diterima dan siap digunakan.
Contoh daftar tambahan buku dan majalah:
DAFTAR TAMBAHAN MAJALAH DAN BUKU BARU: PENERIMAAN BULAN OKTOBER, NOVEMBER, DAN DESEM-BER 1990. Pasuruan: Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesi. Tiga bulanan.

Katalog Induk
Katalog Induk adalah katalog yang mendaftar bahan pustaka atau buku-buku yang dimiliki beberapa perpustakaan yang bergabung untuk melakukan kerjasama. Fungsi Katalog Induk adalah memberi petunjuk tentang koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan anggota kelompok kerjasama. Keterangan yang khas dalam katalog induk dengan katalog lain adalah adanya penunjuk lokasi perpustakaan yang mengoleksi dokumen.
Contoh katalog induk:
KATALOG INDUK DAERAH 1991/1992. Proyek Pembinaan Perpustkaan Jawa Barat. Katalog ini mendaftar koleksi buku tidak kurang dari 21 perpustakaan lembaga dan perguruan tinggi, 24 perpustakaan umum serta 17 perpustakaan keliling di wilayah Jawa Barat.
KATALOG INDUK MAJALAH = UNION CATALOGUE OF SERIALS.
Jakarta: Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah, 1984.
KATALOG INDUK MAJALAH PERPUSTAKAAN BADAN KERJA SAMA PERGURUAN TINGGI NEGERI BAGIAN BARAT 1934-1989. Katalog ini mendaftar majalah yang dimiliki / dilanggan oleh sebelas perpustakaan perguruan tinggi negeri di indonesia bagian barat (Sumatera dan Kalimantan Barat).

Katalog Nasional
Katalog Nasional adalah katalog yang memuat informasi mengenai dokumen yang diterbitkan oleh suatu negara dan disimpan pada suatu lokasi atau perpustakaan tertentu.
Contoh katalog nasional:
Santoso, Wartini. KATALOG MAJALAH TERBITAN INDONESIA TAHUN 1942-1980 KOLEKSI PERPUSTAKAAN NASIONAL Jakarta: perpustakaan Nasional, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1982.
Katalog Penerbit Buku/Toko
Katalog Penerbit/Toko Buku adalah daftar buku yang diterbitkan atau dijual oleh suatu penerbit/toko buku. Katalog ini biasanya sengaja dikirim ke perpustakaan oleh penerbit/toko buku yang mengirimkan katalog tersebut agar perpustakaan dapat membeli buku dari penerbit.
Contoh katalog penerbit/toko buku:
DAFTAR BUKU 1987-1988. Jakarta: Ikatan Penerbit Indonesia(IKAPI), 1978.
EBSCO subscription service 1990-1991. LIBRARIANS HANDBOOK: A GUIDE TO PERIODICALS/SERIALS.


BAB BIBLIOGRAFI
Bibliografi adalah publikasi yang memuat semua daftar dokumen yang diterbitkan dalam bentuk buku amupun tidak yang masih berhhunbungan dengan bidang ilmu pengetahuan atau hasil karya seseorang. Fungsi bibliografi sendiri adalah untuk memperoleh informasi dari sebuah dokumen yang dicari atau dibutuhkan. Data yang diterakan dalam bibliografi mencakup bayak hal, meliputi: nama pengarang, nama penyunting, judul, tempat terbit, penerbit, tahun terbit dan edisi, volume, nomor, halaman (untuk majalah), dan keterangan fisik dokumen pustaka. Bibliografi terkadang juga disebut dengan index dan katalog, namun sejatiya itu sama saja dengan bibliografi.
Bibliogafi sebagai bahan rujukan berguna untuk:
1.      Memberi petunjuk lengkap kepada pengguna tentang terbitan, baik karya seseorang maupun sekelompok orang atau suatu subjek tertentu.
2.      Merupakan perlengkapan dalam pemilihan bahan pustaka utuk dibeli dan disimpan di perpustakaan.
3.      Petunjuk tentang masalah apa saja yang pernah ditulis orang.
·         JENIS BIBLIOGRAFI
a.       Bibliografi umum
Memuat informasi bibliografi dengan subjek umum, tidak ada pembatasan subjek. Bibliografi umum ini jarang ditemukan, karena biasanya selalu ada pembahasan pada literature yang dimuat.
Contoh:
BERITA BIBLOGRAFI INDONESIA = INDONESIA BOOK NEWS. Jakarta: Yayasan Idayu. Terbit secara berkala.
b.      Bibliografi khusus
Suatu jenis bibliografi yang mendaftar literature dengan cakupan khusus.
Separti khusus bidang kedokteran atau lebih khusus lagi masalah AIDS
Contoh:         
Damian, Eddy. BIBLIOGRAFI HUKUM INDONESIA. Bandung: Alumni, 1981.




c.       Bibliografi nasional
Suatu bentuk bahan rujukan yang ditebitkan secara teratur oleh suatu lembaga dalam suatu negara yang memuat daftar tertian negara itu.
Contoh:
BIBLIOGRAFI NASIONAL INDONESIA : INDONESIA NATIONAL BIBLIOGRAPHY. Jakara: Perpustakaan Nasional. Teerbit tiga bulan sekali.
d.      Bibliografi universal
Memuat daftar lliteratur dari seluruh dunia. 
Contoh:
THE CUMULATIE BOOK INDEX: A WORLD LIST OF BOOKS IN THE ENGLISH LANGUAGE: AUTHOR, TITLE AND SUBJECT CATALOGING IN ONE ALPHABET. New York: Wilson.
e.       Bibliografi restrospektif
Bibliografi yang pernah terbit secara lengkap.literatur yang didaftar tidak dibatasi tahun terbitnya.
Contoh:
INDEX –TO THE EARLY PRINTED BOOKS IN THE BRITISH MUSEUM FROM piE INVENTION OF PRINTING TO THE YEAR 1500. London: Kegan Paul, 1898-1899.2 volume.
f.       Bibliografi beranotasi
Bibliografi basa yang tiap literaturnya dimuat dan diberi anotasi atau keterangan mengenai isi dan peruntukkan serta tinjauan bibliografi.
Contoh:
Sitohang, Sahat. KEMATIAN BAYI DAN ANAK DI INDONESIA: BIBLIOGRAFI BERANOTASI. Jakarta: Kelompok Studi Masalah Kesehatan, Pusat Penelitian Unika Atma Jaya.




g.      Bibliografi bio-bibliography atau kumpulan karangan
Bentuk bahan rujukan lain yang dapat dikelompokkan sebagai biblografi,  disebut bibliografi.
Contoh:
Kumpulan karangan Muhammad Hatta.
Penyambung lidah rakjat (kumpulan karangan Bung Karno).
Kumpulan karangan mengenai Bung Karno.
A BIO-BIBLIOGRAPH OF EDWARD JENNNER 1749-1823. London 1951. Illus, 9.5x7”, cloth, 176 w/index, v.g. LIMITED TO 1000 NUMBERED COPIES. Several copies, each $35.

          Indeks
Kata indeks atau index berasal dari bahasa Latin INDICARE yang berarti meunjuk. Jadi, sebuah indeks tidak mempersembahkan informasi yang dicari tetapi menunjuk di mana atau kemana kiranya informasi dapat ditemukan.
Indeks dalam sebuah buku menunjukkan pada halaman dalam, dimana informasi tertentu dapat ditemukan. Kartu katalog adalah indeks yang menunjukkan buku atau bahan lain yang tersedia dalam suatu atau beberapa perpustakaan.
Selain kartu katalog dan indeks dalam sebuah buku, ada tiga jenis indeks lain, yaitu:
1.      Indeks literatur yang ada dalam majalah-majalah.
2.      Indeks literatur yang ada dalam surat-surat kabar.
3.      Indeks literatur yang berupa buku-buku atau bahan pustaka lain.
Komputer juga dapat dianggap sebuah indeks karena alat ini juga dapat memberikan tentang suatu informasi literatur.
Sebuah indeks dilengkapi dengan daftar nama, peristilahan, subjek, tempat atau unsur lain pada ssuatu karya yang kiranya perlu diinformasikan. Umumnya indeks disususun secara alfabetis, tetapi bahannya sendiri biasanya disusun secara kronologis atau menurut sistematika tertentu yang secara konsisten dianut.
Kesulitan masalah penggunaan indeks biyasanya timbul jika pembaca hanya mengetahui subjek secara luas. Pustakawan harus mampu “menterjemahkan” subjek yang luas itu kedalam “bahasa” yang dapat dipadankan dengan susunan indeks.
Pada umumnya indeks diterbitkan dalam bentuk majalah atau periodical.
Pencari informasi lebih menyukai informasi yang didapat dalam jurnal karena:
1.      Informasi mengenai subjek khusus
2.      Subjek atau masalah baru atau yang jarang dibahas
3.      Isi buku atau bagian dari buku
4.      Litaratur profesi merupakan pelengkap jurnal
Abstrak sebagai salah satu umber informai akan dibahas lebih mendalam dibagian lain dari tulisan ini. Jika sudah ditemuakn artikel yang dibutuhkan dalam suatu ineks maka setidaknya tiga unsur yang perlu dicatat dari keterangan yang diberikan:
1.      Judul jurnal. Keterangan tentang singkatan akan selalu disertakan pada bagian lain dari indeks yang dipakai atau edisi/ folume lain. Yakinkan bahwa singkatan judul majalah sudah dipahami dengan benar.
2.      Tanggal penerbitan jurnal. Biasanya bulan dan tahun atau petunjuk waktu lain, seperti volume dan nomor.
3.      Nomor halaman artikel dalam jurnal.

Beberapa contoh indeks adalah sebagai berikut:
1.      Agrindex.
Agrindex diterbitkan oleh The international Information System for The Agricultural Science and Technology (AGRIS) Food and Agriculture Organization of thr United Nation (FAO). Indeks ini merupakan hasil pengembangan kerangka kerja UNISIST (The Unesco). Agrindex memuat informasi mutahir mengenai bidang pertanian seluruh dunia.

2.      Index of Indonesian Learned Perodicals (Indeks Majalah Ilmiah Indonesia).
indeks Majalah Ilmiah Indonesia (IMII) adalah indeks majalah ilmiah mengenai masal ilmu pengetahuan secara umum yang ada di Indonesia. IMII diterbitkan oleh pusat dokumentasi ilmiah indinesia (PDII atau dahulu Pusat Dokumentasi Ilmiah Nasional/PDIN).

3.      Indeks Biologi dan Pertanian Indonesia (indonesia Biological and Agricultural Index).
Indeks ini adalah indeks biologi dan pertanian yang ada di Indonesia. Diterbitkan oleh Pusat Pustaka dan Penyebaran Hasil Penelitian (PUSTAKA) atau yang dahulu bernama Pusat Perpustakaan Pertanian dan Biologi, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian DEPTAN-RI.

4.      Science Citation Indekx.
Diterbitkan oleh Institute for Scientific Information, Philadelphia, Pensylvania, USA, merupakan indeks internasional untuk berbagai bidang ilmu. SCI terdiri dari lima bagian utama, yaitu Citation Index, Source Index, Permuterm Subject Index, dan Corporate index yang terbagi menjadi dua bagian, yaitu Geographic Index dan Organization Section.

5.      Web of science (http://isiknowledge.com).
Publikasi ini memuat bibliografi disertai abstrak dan beberapa artikel yang dapat diperoleh dalam bentuk full text. Bibliografi ini mencakup ilmu pengetahuan, ilmu-ilmu sosial, seni dan budaya serta bidang pengetahuan lain yang berkaitan.
Sumber informasi ini biasa dikenal sebagai science citation index. Situs ini berisi:
1.      Science citation index expanded.
2.      Index chemicus.
3.      Current chemical reactions.
4.      Social sciences citation index.
Penulusuran menggunakan situs ini dapat dilakukan denagan:
a.       Quick Search. Berisi judul, kata kunci atau abstrak yang diinginkan.
b.      General Search. Penelusuran melalui topik per topik, kelompok pengarang, judul, tahun terbit dan alamat pengarang atau penerbit.
c.       Cited Reference Search. Pengguna dapat mengetik apa saja yang ada dibenaknya dan dapat menemukan informasi yang dibutuhkan melalui indeks yang disediakan.

6.      Book Review Digest.
Publikasi ini merupakan sumber informai sekunder, pertama kali diterbitkan pada tahun 1905 oleh H.W. Wilson Company di New York Amerika Serikat. Book Review Digest dalam bentuk tercetak dimulai tahun 1905. Entri disusun secara alfabetis berdasarkan pengarang, termasuk harga, penerbit dan data bibliografi lainnya. Entri ini diikuti denagn catatan deskriptif atau sinopis buku dan sitasi yang mereview kutipan dari berbagai penyitir yang diperlukan untuk mengevaluasi artikel-artikel tersebut. Dalam setiap sitasinya termasuk nama majalah atau jurnal, halaman, tanggal menyitir.

Abstrak
Abstrak atau ringkasan adalah suatu cara penyajian dokumen yang singkat dan cermat, tanpa tambahan atau kritik dari pembuatan abstrak. Ada dua jenis abstrak yaitu (1) abstark indikatif, memberikan indikasi mengenai isi dokumen, pada umumnya sangat singkat, terdiri atas 50 samapi 100 kata, (2) abstrak informatif, lebih terperinci daripada abstrak indikatif, mengungkapkan data yang penting dan kesimpulan suatu penelitian.
Abstrak jenis terbitan sekunder yang berisi dokumen (informasi literature dari suatu dokumen), umumnya artikel jurnal, dan pada indeks tersebut disertai dengan abstrak ( ringkasan dokumen yang diindeks). Jadi yang di maksud dengan abstrak di sini adalah suatu bentuk publikasi perluasaan dari indeks, artinya indeks sebuah dokumen di tambah dengan ringkasan dokumen yang bersangkutan. Oleh karena itu, abstrak mempunyai fungsi yang sama dengan indeks yaitu sebagai alat penelusuran informasi literatur merupakan petunjuk tentang data atau informasi, dapat menghubung-hubungkan subjek atau cabang ilmu pengetahuan merupakan “ current awareness services “ dan merupakan alat seleksi bahan pustaka.
       Kelebihan abstrak dibandingkan dengan indeks adalah sebagai berikut.
1.      Abstrak memuat ringkasan artikel/tulisan yang diindeks.
2.      Abstrak cenderung membatasi diri pada subjek yang lebih spesifik (daerah cakupan subjeknya sempit)
Layanan abstrak mempunyai tujuan berikut ini.
1.      Menghemat waktu, yaitu dengan menambahkan ringkasan isi artikel.
2.      Membantu mempercepat penelusuran literatur restrospektif tanpa harus mencari bahan pustaka atau artikel aslinya.

Beberapa contoh majalah abstrak antara lain :
1.      Biological Abstracts
Biological abstracts disusun bedasarkan tajuk subjek. Biological Abstracts (BA) ini dengan cara  browsing, yaitu dengan cara memilih salah satu tajuk subjek utama sesuai dengan keinginan, kemudian dicari subjek yang lebih spesifik, dan pemakai akan mendapatkan abstrak dari subjek yang di maksud. Penggunaan dengan cara ini BA dilengkapi dengan petujuk subjek (subject guide). Selain dengan cara browsing dapat menelusur literature dengan cara pada indeks, seperti author index, biosystematic index, generic index, concept index, dan subject index.
Biological Abstract versi onlinenya, diterbitkan oleh Ovid a Walters Kluwee Business, berisi sekitar 6 juta cantuman dari sejak 1969. Untuk dapat memperoleh yang lebih lengkap dari Biological Abstracts ini dapat mengakses langsung ke situs Ovid di http://www.ovid.com/site/catalog/DataBase/24.jsp?top=2&mid=3&bottom=7&subsection=10

2.      Chemical Abstracts
Chemical abstracts (CA) berisi abstrak dan indeks (berbahasa inggris) dari dokumen dalam bidang kimia dan teknik kimia (chemical engineering). Selain indeks yang ada pada terbitan mingguannya (issue indeks) diterbitkan juga indeks kumulatifnya.
Artikel yang diabstrak oleh CA dikelompokkanke dalam tiga kelompok yaitu: (a) berisi abstrak artikel jurnal, edited collection, laporan, dokumen deposit, dan disertasi (b) catatan buku baru dan (c) dokumen paten. Abstrak dalam CA bersifat informative dan jelas, dan tujuan CA adalah memberikan pendekataan yang cepat dan tepat kepada informasi literature bidang kimia yang kemudian berdasarkan informasi tersebut.
Indeks pada chemical abstracts dibagi ke dalam beberapa bagian sebagai berikut.
a.       Index guide
b.      General subject index
c.       Chemical substance index
d.      Formula index
e.       Author index
f.       Patent index
g.      Index of ring systems
Kesimpulan tadi dapat kita temukan antara lain (a) tujuan dan ruang lingkup penelitian (b) reaksi kimia baru, senyawa baru, materi, metode, prosedur, alat, bahan dan teori percobaan (c) aplikasi dari suatu penemuan ilmu pengetahuan (d) hasil penelitian interpretasi penelitian terhadap hasil tersebut.
CA ini diterbitkan juga dalam bentuk CD ( CA on CD ) pada versi cetaknya CA on CD mempunyai ruang lingkup seluas mungkin yang berhubungan dengan  bidang kimia. CA on CD berisi sekitar 865.000 referensi atau artikel yang diterbitkan setiap tahun terdiri 685.000 entri berasal dari 9.500 jurnal ilmiah dan 393.000 entri dari 50 organisasi. (informasi ini diambil dari sumber berikut: http://www.cas.org/ONLINE/CD/CACD/cover.html. di akses 12 Maret 2007.
Anda dapat mengakses CAS melalui webnya yaitu : http://www.cas.org/. Berikut adalah halaman indeks dari www.cas.org.